KURDAPIL “BARANGKENTRUNG”



Kunjungan Kerja ke Daerah Pemilihan (Kurdapil) Ir. Memed Sosiawan
11-13 Maret 2011 ke Madiun, Nganjuk dan Jombang

Dapil Jatim VIII meliputi enam kabupaten/kota, yaitu : Kab. Jombang, Kab.Nganjuk, Kab. Madiun, Kota Mojokerto, Kota Madiun, Kab. Mojokerto. Kur dapil tanggal 11-13 Maret kali ini Ir Memed Sosiawan mengunjungi 3 kota, yaitu: Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Jombang dengan aneka macam kegiatan.

AGENDA KURDAPIL
Secara umum kegiatan Ir Memed Sosiawan, yang anggota Komisi XI dan Baleg DPR-RI ini, adalah temu kader dan konsolidasi pengurus DPD di tiga kota yang dia kunjungi. Ada tiga agenda yang menjadi fokus kurdapil kali ini, yaitu:
1. Supervisi persiapan pengadaan kantor DPD,
2. Sosialisasi program hasil mukernas Jogya dan
3. Respon sikap atas beberapa issue penting nasional.

Sabtu siang 12 maret 2011 Ir Memed sampai di Kab Madiun dan bertemu dengan Ketua DPD Syamhari serta Bendahara DPD. Mereka menyampaikan informasi perkembangan kader dan struktur secara global, termasuk rencana pengadaan kantor DPD di Kab. Madiun. Dilanjutkan dengan penyampaian hasil mukernas dan penjelasan tentang issue penting nasional.

Setelah agenda di Madiun usai, Ir Memed beranjak ke Nganjuk. Dengan ditemani oleh Kawildada VIII DPW Jatim, Ketua DPD Nganjuk Muhammmad Nursalim dan beberapa pengurus DPD, Ir Memed kembali meninjau rencana lokasi kantor baru DPD PKS Kab Nganjuk dan markaz dakwah yang sudah ada. Dilanjutkan dengan penyampaian hasil mukernas dan penjelasan tentang issue penting nasional.

“BARANGKENTRUNG” DI KERETA API SRI TANJUNG
Kurdapil diakhiri dengan acara naik kereta api rakyat Sri Tanjung Mojokerto-Surabaya. Route Kereta api ini berhenti di Stasiun Kalibaru Banyuwangi, Kalisat, Jember, Probolinggo, Pasuruan, Bangil, Sidoarjo, Wonokromo, Surabaya Gubeng, diteruskan ke Mojokerto, Jombang, Kertosono, Nganjuk, Madiun, Sragen, Solo Jebres, Klaten, dan terakhir Lempuyangan; atau sebaliknya. Kereta Api Sri Tanjung membawa 6 gerbong penumpang K3, 1 gerbong restorasi KMP, dan 1 gerbong barang.

Meskipun naik dari Kota Mojokerto tujuan Surabaya,yang jarak tempuhnya kurang lebih satu jam perjalanan, ternyata harus membayar harga tiket penuh sebesar Rp 35.000,00.

Karena sudah diniatkan untuk bernostalgia menikmati perjalanan “barangkentrung” (berpayah-payah seadanya, seketemunya) maka Ir Memed harus berdesak-desakkan dengan penumpang, pengamen, pedagang , mungkin juga copet dan preman KA, yang mondar mandir. Kata teman-teman Madura, istilahnya dari semenjak kenaikan sampai dengan keturunan, tidak mendapat kedudukan.

Benar-benar semua jenis manusia rakyat jelata ada di KA Sri Tanjung ini. Tanpa berpayah-payah harus dengan riset dan investigasi, anggota DPR Komisi XI ini sudah ‘ainul-yakin pada kondisi KA, para penumpang, dan manajemen pengelolaan KA yang cukup memprihatinkan.

Kelihatannya para pemimpin, siapapun dan di level manapun, perlu sesekali terlibat dengan dunia nyata rakyat jelata agar mempunyai energi empati yang memadai dalam pengambilan keputusan.

Seperti biasa, Ir Memed hanya berseloroh usai turun dari Sri Tanjung sambil menyeka keringat yang membasahi pelipisnya, “ya hitung-hitung refreshing “barangkentrung” bersama wongcilik, sambil bernostalgia”.

Depok, 27 Maret 2011
Laporan oleh: Sugeng Susilo, Ak